Beberapa hari sebelum Hari Raya Galungan tiba suasana sibuk
mulai terasa. Kadek dan Lia menyiapkan wadah janur kecil-kecil yang diisi
dengan bunga-bungaan dan irisan halus daun pandan. Rumah sebelah sering kosong,
mereka pergi ke desa dan baru pulang sore-sore. Mungkin membuat persiapan untuk
hari yang istimewa di rumah keluarga besar. Saya tidak tahu dengan pasti
kegiatan yang terjadi di dalam rumah-rumah untuk peristiwa besar ini. Mungkin
selain menyiapkan sesajen juga ada kesibukan masak-masak seperti yang terjadi
di keluarga saya menjelang Lebaran.
Sesajen berlatar belakang penjor |
Walaupun nggak diajak menghias penjor, saya bisa merasakan
keasyikan melakukannya. Mungkin sama asyiknya seperti menghias pohon natal.
Intan ikut-ikutan menghias, dan Nyoman membiarkannya merasa sudah membantu.
Sehari sebelum Galungan Kadek mengirimi saya sepiring nasi dengan taburan bawang
goreng, lawar kacang panjang, dan gulai bebek yang enak sekali. Ini meyakinkan
saya bahwa Galungan itu juga hari untuk makan-makan enak, persis Lebaran.
Sekarang aja masakannya sudah enak, apalagi hari H-nya (ngekhayal).
Gembira berparade |
Di sekitar Gunung Kawi saya melihat iring-iringan.
Pesertanya semua laki-laki, berbaju putih dan bersarung kotak-kotak
hitam-putih. Paling depan berjalan seorang/seekor/sebuah (?) barong,
kemudian diikuti dengan mereka yang memainkan macam-macam alat musik termasuk
gong. Yang nggak bisa menari dan berakting sebagai barong atau memainkan alat
musik ditaruh di bagian belakang saja, tempat orang-orang tidak berbakat. Tugasnya
cuma jalan mengikuti ke mana pun barong menuju. Lho, perempuannya mana ya?
Ternyata mereka semua duduk bersimpuh di pinggir jalan, menghadap sesajen yang
ditaruh di atas meja kecil. Tadinya saya kira mereka sedang jualan, habis di
sebelah sesajen disediakan bergelas-gelas minuman kemasan dalam baskom. Pasti
itu untuk memberi minum para lelaki yang capek sehabis berparade. Begitu
iring-iringan lewat, mereka segera beres-beres. Sesajen kembali diletakkan di
tempat semula, dan minuman dibawa masuk ke rumah.
Barong versi anak-anak |
Selesailah hari Galungan saya. Saya terkesan sekali. Tapi
saya sedikit kecewa, karena sorenya Kadek hanya mengirimi saya buah-buahan dan
kue. Mana masakannya? Hehehe. Kadek tahu saya tidak makan babi, jadi
hidangan istimewa hari itu tidak diantarkan untuk saya. Mau makan enak? Tunggu
Lebaran aja deh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar